MEDITASI
A. Pengertian
Secara umum, meditasi atau Samadhi
yaitu pemusatan pikiran pada suatu objek. Berdasarkan kondisi batin yang
ditimbulkan, meditasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu;
-
Samma Samadhi :
meditasi benar, yaitu pemusatan pikiran pada satu objek yang dapat menghilangkan kekotoran batin ketika pikiran bersatu dengan karma baik.
meditasi benar, yaitu pemusatan pikiran pada satu objek yang dapat menghilangkan kekotoran batin ketika pikiran bersatu dengan karma baik.
-
Miccha Samadhi :
meditasi salah, yaitu pemusatan pikiran pada satu objek yang dapat menimbulkan kekotoran batin ketika pikiran bersatu dengan karma buruk.
meditasi salah, yaitu pemusatan pikiran pada satu objek yang dapat menimbulkan kekotoran batin ketika pikiran bersatu dengan karma buruk.
Semua agama mengajarkan
meditasi, dengan cara dan sebutan yang berbeda, begitupun dalam agama Buddha.
Namun dalam agama Buddha terdapat meditasi yang khas, yang hanya ada di agama
Buddha, tidak terdapat dalam agama manapun. Yaitu meditasi vipassana. Dalam
agama Buddha mengenal 2 macam meditasi
1.
Samatha bhavana : yaitu meditasi pengembangan
ketenangan batin
2.
Vipassana bhavana : yaitu meditasi pengembangan
pandangan terang
Berikut
perbedaan kedua bhavana
PERBEDAAN
|
SAMATHA BAVHANA
|
VIPASSANA BHAVANA
|
Tujuan
|
untuk mencapai
ketenangan batin melalui pencapaian jhana, bersifat tidak kekal, bukan
kesucian, akan menimbulkan kelahiran di alam brahma, jhana akan menghasilkan
abinna, ketenangan batin bukan tujuan terakhir meditasi tetapi merupakan
kondisi untuk menimbulkan pandangan terang.
|
untuk mencapai
pandangan terang melalui penembusan tilakkhana seanjutnya menimbulkan
kebijaksanaan dan kemudian pencapaian tingkat-tingkat kesucian. Pencapaian
tingkat kesudcuian tertinggi (Arahat) merarti mencapai pembebasan sempurna
tidak lahir kembali/nibbana
|
Objek
|
menggunakan
salah satu dari 40 mata pokok obyek yg dipilih.
|
menggunakan
obyek 4 landasan kesadaran (vedana, kaya, citta dan dhamma)/nama dan rupa.
|
Penghalang/rintangan
|
5 nivarana
10 palibodha
|
10
vipassanupakillesa
|
Pelaksanaan
|
pikiran
dipaksakan untuk terpusat terus menerus pada satu obyek yg dipilih dan tidak
menanggapi segala sesuatu yg timbul.
|
kesadaran atau
pikiran menyadari 4 landasan kesadaran (satipatthana) secara bergantian mana
yg lebih dominan dg obyek pokok naik turunnya perut (kayanupassana).
|
B. Samtha bhavana
Bhavana
berarti pengembangan yaitu pengembangan batin untuk mencapai ketenangan.dalam
samatha bhavana, batin terutama pikitran terpusat dan tertuju pada suatu objek.
Sehingga pikiran tidak mengembara tanpa tujuan. Dengan melaksanakan samatha
bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan secara menyeluruh.
Kekotoran batin hanya dapat diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput
hingga tertidur di tanah. Dengan demikian, samatha bhavana hanya dapat mencapai
tingkat-tingkat konsentrasi yang disebut Jhana-jhana dan mencapai berbagai
kekutan batin.
Sesungguhnya
pikiran yang tenang bukanlah tujuan akhir dari meditasi, ketenangan pikiran
hanya salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang
atau vipassana bhavana.
1. Objek samatha bhavana
Terdapat 40 macam objek samatha yang
di ajarkan oleh Buddha yaitu
a.
10 Kasina (perwujudan
benda), yaitu :
1.
Pathavi kasina (wujud tanah)
2.
Apo kasina (wujud air)
3.
Tejo kasina (wujud api)
4.
Vayo kasina (wujud udara)
5.
Nila kasina (wujud warna biru)
6.
Pita kasina (wujud warna kuning)
7.
Lohita kasina (wujud warna merah)
8.
Odata kasina (wujud warna putih)
9.
Aloka kasina (wujud cahaya)
10.
Akasa kasina (wujud ruang terbatas)
b.
10 Asubha (tidak
menyenangkan), yaitu
1.
Uddhumataka :
mayat yg melembung
2.
Vinilaka : mayat
dg warna muka kebiru*an
3.
Vipubbaka :
mayat bernanah
4.
Vicchiddaka :
mayat terbelah di tengah
5.
Vikkhayitaka :
mayat dimakan binatang
6.
Vikkhittaka :
mayat hancur lebur
7.
Hatavikkhittaka :
mayat yg busuk & hancur
8.
Lohitaka : mayat
yg berdarah
9.
Puluvaka :
mayat yg dikerumuni belatung
10. Attikha : perwujudan tengkorak
c.
10 Anussati
1.
Buddhanussati : perenungan terhadap
Buddha.
2.
Dhammanussati : perenunagn terhadap Dhamma
3.
Sanghnussati : perenungan terhadap sangha.
4.
Silanussati : perenungan terhadap sila.
5.
Caganussati : perenungan terhadap kebajikan yg telah dilaksanakan dlm
kehidupan
sehari-hari.
6.
Devatanussati : perenungan terhadap para dewa
7.
Marananussati : perenungan terhadap kematian yg akan dialami semua mahluk.
8.
Kayagatassati : perenungan terhadap kekotoran badan
jasmani.
9.
Anapanassati : perenungan terhadap masuk keluarnya napas.
10.
Upasamanussati : perenungan
terhadap keadaan nibbana.
d.
4 Apamanna : keadaan yg tidak terbatas :
1.
Metta
2.
Karuna
3.
Mudita
4.
Upekha
e.
Aharepatikulasanna (perenungan makanan yg menjijikkan)
f.
Catudhatuvavathana (analisa terhadap 4 unsur yg ada dlm tubuh)
g.
4 Arupa (perenunagn tanpa bentuk atau materi)
1.
Akasanancayatana,
obyek ruangan yg tanpa batas.
2.
Vinnanancayatana,
obyek kesadaran tanpa batas
3.
Akincannayatana,
obek kekosongan
4.
Nevasannanasannayatana,
obyek pencerapan pun tidak bukan pencerapan.
2. Penghalang samatha bhavana
Ada dua macam penghalang samatha
bhavana yaitu
5
nivarana
1.
Kammachanda Nafsu keinginan
2.
Byapada : Kemauan jahat
3.
Thina-Midha :
Kemalasan dan kelelahan
4.
Udacca-Kukucca :
Kegelisahan dan kekhawatiran
5.
Viccikica : Keragu-raguan
Untuk mematahkan kelima rintangan
batin tersebut, seseorang harus mengetahui sebab-sebab timbulnya nivarana
tersebut dan berusaha menghindari sebab-sebab itu serta melakukan usaha-usaha
yang dapat melenyapkan nivarana itu.
Nivarana dapat di patahkan dengan memunculkan unsur-unsur Jhana yaitu :
Nivarana dapat di patahkan dengan memunculkan unsur-unsur Jhana yaitu :
Vitakka : usaha menangkap/memegang obyek
Vicara : usaha mempertahankan obyek
Piti : kegiuran/kenikmatan pada obyek
Sukha : kebahagiaan untuk mengarahkan pikiran pada pemusatan pikiran
Ekagata : pikiran terpusat
Upekkha : keseimbangan batin (yang hanya muncul bersama dengan Ekagata pada Jhana tingkat ke - IV)
Vicara : usaha mempertahankan obyek
Piti : kegiuran/kenikmatan pada obyek
Sukha : kebahagiaan untuk mengarahkan pikiran pada pemusatan pikiran
Ekagata : pikiran terpusat
Upekkha : keseimbangan batin (yang hanya muncul bersama dengan Ekagata pada Jhana tingkat ke - IV)
10
palibodha
1.
Tempat tinggal
:
(Avasa Palibodha)
2.
Pembantu dan orang yg bertanggungjawab :(kula Palibodha)
3.
Keuntungan dan duniawi : (labha
Palibodha)
4.
Murid dan teman : (gana
Palibodha)
5.
Pekerjaan :
(kamma Palibodha)
6.
Perjalanan :
(adana Palibodha)
7.
Sanak keluarga : (nati
Palibodha)
8.
Penyakit :
(abada Palibodha)
9.
Pelajaran :
(gatha Palibodha)
10. Kekuatan
batin atau gaib : (iddhi
Palibodha)
3. Carita/watak dan objek yang sesuai
Pemilihan objek yang tepat dalam
pelaksanaan meditasi, sangat menentukan keberhasilan meditasi itu sendiri.
Buddha menunjukkan objek-objek yang tepat sesuai karakter seseorang untuk
pelaksanaan samatha.
a.
Raga Carita
Orang yg keras lobhanya melaksanakan sesuatu berdasarkan
lobha, cenderung ke arah kecantikan dan keindahan, kagum melihat suatu
kebajikan walaupun kecil sekali, mudah melupakan kesalahan orang lain, cerdik,
sombong, berambisi besar, memetingkan diri sendiri.
Lingkungan yg dipakai : Tidak rapi, kotor, pakaian juga
yg jelek, postur meditasi sebanyak mungkin dlm sikap berjalan dan berdiri.
Obyeknya : 10 asubha, dan 1 kayagatasati.
b.
Dosa carita
Orang yang keras kebenciannya, melaksanakan sesuatu
berdasarkan kebencian cenderung ke arah panas hati, suka marah, suka jengkel,
iri hati, tidak senang melihat kesalahan walau kecil, suka bermusuhan,
memandang rendah orang lain, suka memerintah dan mendikte orang.
Lingkungan yg dipakai :
Rapi, bersih, indah, postur
meditasi sebanyak mungkin dlm sikap berbaring atau duduk..
Obyeknya : 4 kasina
(nila : biru, pita : kuning, lohita : merah dan odata kasina : putih), dan 4 apamanna (metta, karuna, mudita,
upekkha).
c.
Moha carita
Orang
yang melaksanakan sesuatu berdasarkan kebodohan batin cenderung ke
arah kelemahan batin suka bingung, suka ragu-ragu, suka kawatir, menggentungkan
diri pada pendapat orang lain, pikirannya ruwet, malas, pendiriannya tidak
tetap, kadang-kadang kukuh memegang suatu pandangan.
Lingkungan
yg dipakai : Terang, tidak gelap, banyak cahaya, terbuka dan luas, postur
meditasi berjalan.
Obyeknya : Anapanasati.
d.
Sadha carita
Orang
yg kuat keyakinannya, melaksanakan sesuatu berdasarkan keyakinan cenderung ke
arah rendah hati, dermawan, jujur, suka menemui orang-orang suci, suka
mendengar dhamma, yakin pada sesuatu yg dianggap baik, mudah percaya, sangat
mudah diyakinkan.
Lingkungan yg dipakai : Tidak rapi, kotor, pakaian juga
yg jelek, postur meditasi sebanyak mungkin dlm sikap berjalan dan berdiri.
Obyeknya : 6 anussati (Buddhanussati, dhammanussati,
sangha-nussati, silanussati, caga-nussati dan devatanussati)
e.
Budhi carita (Nana Carita)
Orang yg
bijaksana cerdas dan mampunyai pengetahuan dhamma, melaksanakan sesuatu dg hati-hati, cenderung ke arah perenungan
terhadap tilakkhana dan meditasi, selalu ingin tahu, belajar dan meneliti untuk
menambah pengetahuan, mempunyai kawan yg baik dan bersedia mendengarkan omongan
orang lain.
Obyeknya : Marananussati, upasamanussati, aharepatikulasanna
dan catudhatuvavatthana.
f.
Vitakka Carita
Orang yg
suka melamun, melaksanakan sesuatu dg tergesa-gesa, cenderung ke arah
kegugupan, kegagalan dlm usaha, suka berteori, pikirannya sering berkeliaran,
tidak suka bekerja untuk kepentingan
sosial, mudah gelisah, bergerak tanpa tujuan yg jelas.
Lingkunagn
yg dipakai : Ruangannya kecil, bersih, dan cukup mendapatkan cahaya, postur
sama dg raga carita.
Obeyknya : Anapanasati.
g.
Sabba Carita (Campuran/Kombinasi)
Orang yg
mudah marah, nafsunya besar, bodoh, pemarah, mudah percaya.
Obyeknya : 6 Kasina
(Pathavi, Apo, Tejo, Vayo, Akasa, Aloka) dan 4 Arupa (Akasanancayatana,
Vinnanancayatana, Akincannayatana, Nevasannanasannayatana).
30 obyek meditasi khusus untuk 6 carita, sedangkan
sisanya 10 yaitu 4 mahabhuta (patavi,
tejo vayo, apo kasina) aloka kasina, akasa kasina dan 4 arupa dapat dijadikan
obyek meditasi oleh semua orang tanpa memperhatikan caritanya.
Faktor yg
mempengaruhi untuk samadhi yg berasal dari luar dinamakan sappaya dhamma, yaitu
tempat tinggal, wilayah, pembicaraan, penduduk, makanan, iklim, dan postur.
4. Cara mengembangkan meditasi
Samadhi
hanya dapat dikembangkan dg mempelajari secukupnya, menghayati dan melaksanakan
samadhi dan harus memiliki :
1.
Memiliki sila
2.
Menghilangkan berbagai rintangan atau palibhodha
3.
Mendekati guru dg cara yg benar (kalyanamitta)
4.
Belajar dg baik
5.
Bertempat tinggal yg sesuai untuk latihan samadhi
6.
Mempunyai obyek yg sesuai dg watak masing-masing.
7.
Melenyapkan rintangan-rintangan kecil
8. Menimbulkan,
mempertahankan dan mengembangkan nimitta* yg timbul dlm samadhi.NOTE :
catatan Materi di atas memerlukan penjelasan dan dsikusi lebh lanjut. Maka, bagi anak-anak ku harap rajin mengikuti tatap muka dalam PBM. Jangan sering-sering bolos yaaa..... (^__^)
No comments:
Post a Comment