Cara mencapai Tingkat kesucian
Setiap tingkat kesucian yang dicapai merupakan hasil dari
usaha dan keberhasilan melenyapkan sebagian atau seluruh belenggu atau
samyojana.
1.
Sotapana : mematahkan tiga belenggu (1-3)
2.
Sakadagami : mematahkan 3 belenggu (1-3) dan melemahkan
dua
belenggu selajutnya(4-5)
3.
Anagami : mematahkan lima belenggu (1-5)
4.
Arahat : mematahkan semua belenggu
Terdapat sepuluh belenggu batin atau samyojana yang harus
dapat dipatahkan oleh seeorang yang bertekad mencapai suatu tingkat kesucian
yaitu :
1.
Sakaya ditthi ; yaitu pandangan salah yang
menganggap bahwa ada diri atau jiwa yang kekal
2.
vicikiccha ; yaitu keragu-raguan
3.
silabata paramasa
; yaitu kepercayaan yang salah kepada upacara ritual
keagamaan
4.
kamaraga ; yaitu kemelekatan pada
pemuasan nafsu indriya
5.
patigha ; yaitu kebencian dan
dendam
6.
ruparaga ; keinginan untuk terlahir
kembali di alam rupa
7.
aruparaga ; keinginan untuk terlahir
kembali di alam arupa
8.
mana ; kesombongan
9.
udaccha ; kegelisahan
10. avijja ;
kegelapan batin
Seseorang yang telah berhasil mencapai suatu tingkat
kesucaian berarti telah mendapatkan tahap aman dalam proses kehidupannya. Orang
yang telah mencapai tingkat kesucian maka kondisi batinnya tidak akan pernah
turun lagi, tetapi sebaliknya akan terus maju dan dapat dipastikan mencapai
tingkat kesucian yang paling tinggi yaitu menjadi Arahat.
Pencapaian tingkat kesucian tertinggi atau Arahat sama
artinya telah merealisasi Nibbana. Jalan menuju Nibbana telah ditunjukkan oleh
Buddha dengan sangat jelas, tidak ada yang disembunyikan oleh Buddha dalam
ajaran-Nya yang manapun. Dalam – mahasatipatha sutta Buddha menjelaskan cara
mencapai Nibbana, “satu-satunya
cara o bhikku untuk mencapai Nibbana, yaitu dengan 4 landasan perhatian”.
Yang dimaksud 4 landasan indera yaitu, Vipassana Bhavana,
pengembangan mental untuk berlandaskan kontemplasi yang berujung pada Nibbana:
1.
Kontemplasi atas
fisik (kayanupassana satipatthana)
2.
Kontemplasi atas
mental (vedananupassana satipatthana)
3.
Kontemplasi atas
pikiran (cittanupassana satipatthana)
4.
Kontemplasi atas
obyek-obyek dhamma (dhammanupassana satipatthana)
No comments:
Post a Comment