22/08/2016

TRIRATNA SEBAGAI PELINDUNG



Berlindung kepada Triratna menrupakan satu dari tujuh macam pahala yang terus menerus. (samaggi-phala.or.id, oleh Sayadaw Nanda Siddhi, dikutip dari majalah berita Dharmayana, edisi 44 tahun 2010). Yaitu: berlindung kepada Triratna, mematuhi pancasila Buddhis, berdana kepada para Bhikkhu (menarik undian), persembahan setiap dua minggu sekali, mempersembahkan jubah (terutama dimusim hujan), mempersembahkan tangki air untuk minum, membangun vihara.
Berlindung kepada Triratna setiap hari dengan melafalkan paritta Trisarana, bukan hanya sekedar melafalkannya saja, tetapi harus memahami arti berlindung kepada Triratna itu sendiri. Maksud dari berlindung kepada Triratna adalah tidak ada perlindungan lain selain Buddha, Dhamma dan Sangha. Triratna selalu disimpan dalam pikiran kita. Agar dapat melakukannya, seseorang harus memiliki keyakinan yang kuat kepada Triratna.


A.    Makna berlindung kepada Triratna

Banyak orang, khususnya mereka dengan kepercayaan animisme, mencari perlindungan pada objek-objek tertentu di sekitar mereka yang mereka percayai dihuni oleh semacam roh-roh. Umat Buddha bagaimanapun tahu bahwa satu-satunya perlindungan yang dapat mereka peroleh adalah melalui pemahaman sempurna akan sifat sejati mereka sendiri dan menghapuskan hal-hal yang tidak bermanfaat. Untuk melakukan hal ini, umat Buddha meyakini ajaran Buddha dan jalan-Nya, karena ini satu-satunya cara menuju pembebasan sejati dan kebebasan dari penderitaan.

Umat Buddha berlindung kepada Buddha bukan karena Buddha adalah Tuhan atau anak Tuhan. Orang berlindung kepada Buddha sebagai seorang guru yang telah menunjukkan jalan pembebasan sejati. Umat Buddha menghormati Buddha untuk menunjukkan rasa terimakasih dan hormat, tetapi mereka tidak meminta pertolongan materi. Jika umat Buddha menghormati Buddha, mereka secara tidak langsung mengangkat pikiran mereka sendiri sehingga suatu hari mereka juga dapat mencapai pencerahanyang sama. Pelafalan paritta atau sutta yang dilakukan saat pujabakti bukan untuk memohon, tetapi untuk mengingat nilai-nilai luhur dan sifat-sifat baik-Nya.
Jadi sangat jelas disini bahwa makna berlindung kepada Buddha adalah meyakini dan menghormati Buddha yang telah mencapai penerangan sempurna dengan usahanya sendiri, serta meneladani sifat-sifat Buddha sehingga kita sendiripun dapat mencapai seperti apa yang telah dicapai Buddha.
Arti berlindung kepada dhamma adalah Mereka yang hidup sesuai dengan Dhamma (cara hidup yang benar) akan dilindungi oleh dhamma itu sendiri. Seseorang yang mengetahui sifat sejati dan kenyataan hidup melalui Dhamma, tidakakan takut dan dapat hidup secara harmonis.
Arti berlindung kepada sangha adalah menjadikan sangha yang melaksanakan sila dan memiliki perilaku benar sebagai contoh dan teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, jika umat Buddha mencari perlindungan, hal itu berarti mereka menerima dan meyakini Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai cara untuk memusnahkan semua penyebab ketakutan dan gangguan mental lainnya.

B.     Kebajikan-kebajikan Triratna

Kebajikan-kebajikan Triratna (Buddha, Dhamma, Sangha) terdapat dalam paritta Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati.
9 Kebajikan Buddha
1.      Arahat : Yang telah melenyapkan semua kekotoran batin
2.      Sammasambuddha : Yang mencapai ke-Budhaan dengan usahanya sendiri dan mampu membimbing muridnya mencapai penerangan sempurna.
3.      Vijja carana sampano: Sempurna pengetahuannya dan tindak tanduknya
4.      Sugato : Yang berbahagia
5.      Loka vidu : Mengetahui segenap alam dengan sempurna
6.      Anuttaro purissa dhamma sarati : Pembimbing umat manusia yang tiada taranya.
7.      Satta deva manussanang : Guru bagi para dewa dan manusia
8.      Buddho : Yang telah sadar
9.      Bhagava : Mulia

6 Kebajikan Dhamma
1.        Svakato bhagavata dhammo :
Dhamma ajaram Buddha telah dibabarkan dengan sempurna. Karena Dhamma yang diajarkan Buddha tersebut telah dapat menjadikan orang yang mempraktekkan Dhamma tersebut menjadi orang yang suci dan dapat mengatasi lingkaran tumimbal lahir.
2.        Sanditiko :
Berada sangat dekat. Yaitu dekat dengan kehidupan ini, tidak berada jauh membahas dunia yang akan datang secara muluk-muluk, tetapi dapat dibuktikan dalam kehidupan ini dan saat ini juga.. Dhamma berada sangat dekat bagi mereka yang mempraktekkannya dalam kehidupannya, sehingga ia dapat merealisasi dhamma dalam hidupnya dengan pelenyapan kekotorran batin.
3.        Akaliko :
Tidak lapuk/lekang oleh waktu. Dhamma akan selalu ada, walaupun ada atau tidak ada Buddha, serta walaupun telah dilupakan oleh manusia sekalipun. Dhamma selalu tetap, tidak berubah sampai kapanpun.
4.        Ehipasiko :
Mengundang untuk dibuktikan. Dhamma memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi mereka yang meragukannya untuk membuktikan sendiri. Tidak ada pemaksaan atau ancaman apapun yang mengharuskan seseorang untuk percaya begitu saja. Dengan membuktikan sendiri kebenaran akan Dhamma, maka akan timbul keyakinan dan pengetahuan yang seimbang. Bukan keyakinan yang membuta atau ikut-ikutan semata.
5.        Opanayiko :
Menuntun kedalam batin. Dhamma menuntun batin menjadi lebih lembut dan lebih baik. Pelaksanaan Dhamma membuat hati tenang, penuh cinta kasih dan belas kasih yang lembut. Menuntun pelaksana nya untuk melenyapkan semua kekotoran batin.
6.        Paccatam veditabbo vinnuhi :
Dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing. Seseorang yang mempraktekkan Dhamma secara langsung dalam hidupnya, ia akan memahami secara mendalam, yang dapat ia pahami dengan sejelas-jelasnya dalambatinnya.


9 Kebajikan Sangha
1.        Supatipanno bhagavato savaka sangho :
Sangha, siswa-siswa Bhagava telah melaksanakan Dhamma dan Vinaya secara sempurna. Telah bertindak baik.
2.        Ujupatipanno Bhagavato savaka sangho :
Sangha siswa-siswa Bhagava telah berkelakuan jujur, telah berlaku lurus.
3.        Nayapatipanno Bhagavato savaka sangho :
Yang berjalan dijalan yang benar (Menuju NIbbana/Nirwana)
4.        Samicipatipanno Bhagavato savaka sangho:
Yang telah bertindak patut (penuh tanggung jawab).
5.        Ahuneyo : Yang patut menerima pemberian/persembahan.
6.        Pahuneyo : Yang patut menerima (diberikan) tempat bernaung.
7.        Dakkineyyo : Yang patut menerima Dana
8.        Anjalikaraneyo : Yang patut menerima penghormatan
9.        Anuttarang punnakkhetang lokassa : Lapangan untuk menanam jasa yang tiada taranya di alam semesta.

C.    Cara berlindung kepada Triratna
Cara berlindung kepada Triratna agar kita benar-benar terlindung adalah dengan cara berlindung aktif, bukan berlindung dengan cara pasif seperti menanti bintang jatuh dari langit. Meskipun seseorang berlindung kepada Triratna, namun untuk merealisasi/mencapai kebahagiaan itu maka seseorang harus bertindak dan berusaha sendiri. Mungkin dapat kita renungkan perumpamaan berikut ini;
Seorang anak/anak kecil memang tidak dapat bergantung pada dirinya sendiri, ayah atau ibunya harus selalu membantu menopangnya. Namun dalam hal yang paling penting, anak itu justru harus bergantung pada dirinya sendiri. Misalnya dalam hal makan, orangtua menyediakan makanan dan mereka hanya dapat meletakkan makanan itu di mulut si anak. Lalu si anak itu sendirilah yang harus mengunyah dan menelannya, kemudian tubuh harus menerima dan mencernanya.
Perumpamaan lain dinyatakan Buddha dalam salah satu sutta. Ibaratnya seseorang yang ingin sekali menginjakkan kakinya di Bali. Dia tergantung pada keterangan orang yang pernah kesana yang dapat menunjukkan jalannya dengan benar, namun untuk dapat tiba di Bali, orang itu sendirilah yang harus berusaha, menempuh jalannya, mengikuti petunjuk arahnya, dll.
Jadi cara berlindung kepada Triratna adalah dengan cara aktif mempraktekkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Meneladani sifat-sifat luhur Buddha Gotama, melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari kepada siapapun tanpa terkecuali, serta melaksanakan sila dan mempraktekkan pengembangan batin (meditasi).

Perumpamaan

 






BUDDHA
DHAMMA
SANGHA
Dokter
Obat
Pasien yang sudah sembuh
Matahari
Sinar
Bumi yang terkena sinar
Nahkoda
Kapal
Penumpang yang sampai tujuan
Penunjuk harta karun
Peta
Orang yang menemukan harta karun
Busur panah
Anak panah
Sasaran yang terkena panah
Pelatih kuda
Metode melatih
Kuda yang terlatih

No comments:

Post a Comment